EMAZO DAN SIDASAT MENYAPA PETANI HORTIKULTURA

 

Gresik, PT Petrosida Gresik kembali memberikan solusi terhadap permasalahan yang di hadapi oleh petani hortikultura. Sebagai komoditi yang sangat di butuhkan pasar, sudah semestinya permintaan sangat tinggi sehingga berimbas pada produksi yang sangat besar, dengan demikian persoalaan di lapangan-pun juga akan banyak dihadapi oleh para petani.

 

Dalam kurun waktu satu pekan pada bulan November, bersama petugas Daerah Pemasaran Wilayah Jawa Timur II yang dipimpin oleh sdr. Bahruddin selaku KPW Jatim II (Kepala Penjualan Wilayah). Kami menyapa dan mensosialiasikan produk Emazo, Suhle, Sidasat dan POC Sidanik diKabupaten Malang, Kota Batu, dan Kabupaten Pasuruan.

 

Kabupaten Malang merupakan daerah yang banyak memiliki lahan pertanian hortikultura yang dapat memenuhi sebagian kebutuhan pasar. Terletak di Desa Kelerek Kota Batu, petugas dari PT Petrosida Gresik mencoba menyapa petani pada acara “Gropyokan” dengan tujuan memperkenalkan produk baru dengan bahan aktif Emamektin Benzoat 75 g/l yang merupakan insektisida racun kontak dan lambung berbentuk pekatan yang dapat diemulsikan, berwarna kuning, dan berfungsi untuk mengendalikan hama pada tanaman bawang merah.

 

Hari pertama, petugas lapangan melakukan demspray di lahan bawang daun seluas 800 m2, milik Bapak Zainuri (40) warga Desa Klerek Kota Batu. Petugas lapangan yang diketuai oleh sdr. Sandy (28) mempraktekancara pengaplikasian pestisida yang tepat, bersama dengan para petani. Selain Emazo, kami juga memperkenalkan Sidasat, Sidanik, dan Mixsida yang berfungsi sebagai perekat atau penembus.

 

Pada hari kedua, masih di Desa Klerek Kota Batu. Petugas daerah dari PT Petrosida Gresik bersama kelompok tani Desa Klerek melakukan demspray di lahan milik bapak Mahfud,kembalimemperkenalkan produk Emazo serta produk lainnya dengan dihadiri oleh puluhan petani. Bahrudin (31) selaku Kepala Penjualan Wilayah (KPW) Wilayah Jatim II menyampaikan langsung kepada para petani tentang pentingnya moto 6T (enam tepat-red). “T pertama adalah tepat sasaran. Tkedua, tepat jenis yakni tepat jenis pestisida yang akan diaplikaiskan. T ketiga, tepat dosis. Petani harus mengetahui berapa besaran dosis yang akan diaplikasikan, karena tidak boleh asal. T yang keempat, tepat cara yakni tepat cara aplikasinya. T kelima, tepat waktu, maksudnya kita wajib mengetahui kapan waktu yang tepat untuk mengaplikasikan pestisida.T yang terakhir, yang keenam yakni tepat mutu artinya kita (petani-red) harus mengetahuibahwa produk pestisida tersebut mutunya bagus dan terjamin pula” ujar Bahrudin.

 

Lain Emazo lain Sidasat, produk berbahan serbuk atau powder ini turut disosialisasikan pada acara gropyokan. Sidasat 75SP adalah pestisida berbahan aktif  Asefat 75% merupakan insektisida sistemik yang dapat dilarutkan dalam air, berwarna putih, dan berfungsi sebagai pengendali hama pada tanaman bawang merah.

 

Produk selanjutnya adalah Sidanik, yakniproduk trobosan baru yang dikeluarkan oleh PT Petrosida Gresik,dalam bentuk pupuk granul dan POC (Pupuk Organik Cair). Sidanik adalah pupuk organik cair  yang sangat lengkap, dengan komposisi C-Organik yang tinggi dan dilengkapi dengan unsur hara makro & mikro. POC Sidanik memiliki keunggulan ganda yakni mempercepatpertumbuhan dan perkembangan tanaman, serta mampu meningkatkan hasil panen.

 

Pada kesempatan yang lain, setelah dari Kota Batu, petugas daerah PT Petrosida Gresik melakukan sosialisasi di Desa Gerbos, Kecamatan Purwodadi dan Desa Podokoyo, Kecamatan Tosari, Kabupaten Pasuruan. Kegiatan sosialisai ini dibuka oleh tenaga pengawas demplot yakni Sdr. Husen (40). Beliau memaparkan tentang produk Emazo, Mixsida, dan Sidanik POC yang merupakan pupuk cair organik. “Bapak-ibu sekalianproduk kita yang satu ini namanya sidanik, yakni pupuk untuk daun. Meskipun pupuk daun sudah banyak yang mengetahui, namun sidanik produk kita ini berbeda dengan pupuk daun pada umumnya,dikarenakan produk kami adalah produk organik, jadi tidak memiliki efek samping apapun jika melebihi dosis. Satu botol sidanik untuk satu tangki pun tidak masalah” ujarnya.

 

Masih berada di desa yang sama, terdapat satu petani muda bernama Riski (32)  yang menekuni budidaya hortikultura. Riski bercerita bahwa sejak kecil, dia belajar bertani dari sang ayah yang berprofesi sebagai petani. Kini Riski telah memiliki lahan seluas 20ha dengan budidaya komoditi kentang. Beliau sudah lama memakai produk PT Petrosida Gresik dan PT Petrokimia Gresik, seperti siodan, petronil,cozene,dan pupuk Phonska. Pemuda 32 tahun ini, dalam sekali tanam seluas per 5 ha menggunakan bibit sebanyak 5 ton. Ketekunan dan kegigihan menjadi modal utama pemuda ini untuk mewujudkan niatnya yakni memperluaslahan budidaya kentang miliknya “saya masih ingin mengembangkan dan menambah luasan lahan saya, karena sebagian akan saya gunakan sebagai lahan pembenihan dan lahan produksi konsumsi” tuturnya. (rik, hib_)

 

Kategori Berita: Kabar, Artikel